Saturday, November 22, 2008

Menemukan Kebahagiaan dalam Diri

Oleh: Dwi Sanjaya

Setiap orang memiliki pendapat dan definisi yang berbeda tentang kebahagiaan. Untuk lebih memudahkan saya mencoba untuk membagi ke dalam 3 macam tipe manusia yang mendefinisikan arti bahagia.Edisi MANDIRI kali ini menyajikan artikel-artikel yang ditulis oleh mahasiswa program Magister Manajemen Unggulan Universitas Bina Nusantara sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah People Skills. Keterampilan ini (people skills) merupakan dua dari tiga kompetensi utama yang perlu dimiliki oleh seorang manajer, yaitu: intra-personal skills (self management) dan inter-personal skills (relationship, communication and networking), selain dari kemampuan analytical skills (hardskills dalam bidang manajemen seperti: marketing, finance, organization, information technology, dll).Tipe I adalah orang yang mengatakan bahwa dirinya akan merasa bahagia jika apa yang telah lama diinginkannya dapat tercapai. Biasanya orang tipe I ini mengapresiasikan kebahagiaan dengan banyaknya benda – benda material yang dapat dimiliki (materialism). Misalnya orang tipe I ini akan merasa bahagia jika ia dapat memiliki sebuah rumah mewah dan megah dan tinggal di dalamnya, atau ia akan merasa bahagia jika dapat memiliki banyak mobil mewah. Dengan kata lain manusia tipe I ini akan merasa bahagia jika ia memiliki banyak uang sehingga bisa membeli apa pun yang ia inginkan.Sedangkan manusia dengan tipe II adalah mereka yang merasa bahagia jika mereka dapat meraih kesuksesan. Kesuksesan yang diperolehnya ini bisa berupa kesuksesan dalam studi maupun karier. Manusia bertipe II ini tidak terlalu menilai kesuksesan ini dengan banyaknya materi yang diperoleh, tetapi lebih memfokuskan diri untuk meraih keberhasilan (achievements) dalam segala bidang yang ditekuninya. Di samping itu ada juga manusia yang merasa bahagia jika ia dapat bersama dengan seseorang yang ia cintai, atau dengan kata lain telah menemukan cinta sejatinya dan membentuk keluarga yang bahagia (loving and fulfilling relationship). Manusia dengan ciri seperti ini saya masukkan ke dalam tipe III.Selain ketiga tipe manusia yang baru saja saya sebutkan di atas, masih ada lagi tipe manusia lain yang mendefinisikan arti bahagia. Namun sebagian besar, manusia mengatakan bahwa ia akan merasa bahagia jika telah mendapatkan hal-hal tersebut di atas.Mengapa Kebahagiaan Sulit Didapatkan ?Di dunia ini, kita banyak menjumpai orang yang merasa tidak bahagia. Setelah ditelusuri, orang – orang tersebut memiliki alasan yang berbeda-beda mengapa mereka merasa tidak bahagia. Ada yang mengatakan bahwa mereka tidak bahagia karena mereka selalu hidup dalam kekurangan, ada pula yang merasa tidak bahagia karena belum menemukan pasangan hidup yang tepat, ada pula yang tidak dapat menemukan kebahagiaan dalam keluarganya karena tidak adanya keharmonisan dalam keluarga tersebut. Atau dengan kata lain mereka tidak berhasil mendapatkan apa yang mereka dambakan atau impikan.Selain itu, kita juga banyak menemukan orang yang tidak pernah puas dengan apa yang telah diperoleh atau dimilikinya, sehingga apabila orang tersebut telah berhasil meraih sesuatu, ia tidak pernah sempat untuk menikmati kebahagiaan dengan apa yang telah diperolehnya itu dan kemudian membuat target baru untuk dicapainya, dan begitu seterusnya. Dan orang ini akan selalu merasa cemas apabila tujuan berikutnya tidak tercapai. Hal lain mengapa manusia tidak dapat merasakan kebahagiaan adalah karena manusia cenderung untuk merenungi nasib buruk yang telah menimpanya dan tidak mau berbuat sesuatu untuk memperbaikinya. Mereka terlalu terpaku pada hal yang telah berlalu dan tidak dapat melupakan masa lalunya yang pahit. Padahal jika ia mau mencoba untuk keluar dari masa lalunya yang kelam, ia kemungkinan besar masih dapat menemukan kebahagiaan.Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya adalah kecenderungan manusia untuk berbuat mengikuti kata hati dan hawa nafsunya yang sering menjerumuskan manusia ke dalam dosa dan menyebabkan manusia itu terjerumus dalam lembah kesedihan.Dosa manusia saya kelompokkan menjadi 7 macam yang merupakan dosa bawaan yang pada dasarnya terdapat dalam diri setiap pribadi. Dosa-dosa tersebut yaitu hawa nafsu, serakah, egois, iri hati,mudah tergoda, suka menyimpan dendam, dan emosional.Semua perbuatan dosa tersebut seringkali membuat manusia tidak dapat merasakan kebahagiaan dalam dirinya.Bahagia vs Tidak BahagiaBerikut saya akan coba untuk memaparkan beberapa kisah orang yang berbahagia terlebih dahulu. Kisah pertama adalah kisah tentang seorang pria yang sejak muda selalu berusaha menemukan kebahagiaan dari dalam dirinya dengan cara melalui meditasi. Untuk itu ia mencari tempat-tempat yang sepi dan kemudian mendalami kemampuan meditasinya. Sejalan dengan berlalunya waktu, kemampuan meditasinya meningkat sampai suatu saat ia berhasil menemukan kebahagiaan sempurna ketika sedang bermeditasi di bawah pohon Budhis dan mendapatkan pencerahan. Orang tersebut dikenal dengan nama Budha Gautama yang kemudian menjadi pelopor lahirnya agama Budha. Kisah yang lain adalah kisah seorang pria yang setiap harinya sibuk dengan pekerjaannya. Siang malam ia bekerja dengan keras, seringkali ia merelakan waktu istirahatnya, merelakan waktu rekreasi bersama dengan istri dan anak-anaknya dan kurang perhatian terhadap kehidupan sosial di lingkungan sekitarnya. Sehingga yang ia fokuskan adalah hanya pada pekerjaannya. Pada suatu ketika, pria tersebut mendapatkan kecelakaan pada saat ia sedang mengendarai mobilnya ke tempat kerjanya. Kecelakaan tersebut melukai kedua belah matanya dan membuat pria tersebut buta seumur hidupnya. Setelah menjadi buta, ia tidak dapat bekerja dengan keras lagi seperti sebelumnya. Ia lalu banyak menggantungkan hidupnya pada pertolongan orang lain, terutama pertolongan istri dan anak-anaknya. Istrinya merasa kasihan kepadanya dan merawatnya dengan penuh kasih sayang. Begitu pula dengan anak-anaknya juga memberikan perhatian yang mendalam kepada ayahnya. Sang pria baru merasakan betapa besar kasih istri dan anak-anak kepadanya setelah ia buta dan tidak dapat mengerjakan apa-apa. Ia baru menyadari akan kurangnya perhatian dan kasih sayang yang ia berikan kepada istri dan anak-anaknya selama ini. Dengan keadaannya tersebut, ia baru dapat merasakan hidupnya lebih berarti dan menemukan kebagiaan dalam hidupnya. Hikmah yang dapat diambil dari cerita singkat tersebut adalah bahwa kita seringkali tidak dapat merasakan arti hidup ini, sampai kita kehilangan sesuatu yang berharga dari dalam diri kita. Kisah berikut yang tidak kalah menariknya adalah kisah seorang nelayan yang pekerjaannya mencari ikan. Dalam melakukan pekerjaannya, ia selalu mengerjakannya dengan santai dan tidak menggunakan cara-cara canggih untuk menangkap ikan. Ia selalu menangkap ikan dengan menggunakan pancingan yang ia miliki sambil menikmati apa yang dikerjakannya. Pada suatu saat ada seorang dari kota yang dalam hidup sehari-harinya bekerja keras mencari nafkah pergi berlibur dengan memancing. Pada saat ia sedang memancing, ia bertemu dengan sang nelayan. Sang nelayan sedang memancing sambil berbaring santai tanpa beban, sedangkan si pemancing memancing dengan agresif. Kemudian orang kota tersebut bertanya kepada sang nelayan mengapa ia bisa begitu santainya memancing padahal profesinya adalah sebagai nelayan, sedangkan dirinya yang saat itu sedang berlibur saja memancing dengan penuh agresivitas. Kemudian sang nelayan tersebut bertanya balik kepada orang kota itu mengapa bekerja begitu keras di kota. Si orang kota tersebut kemudian menjawab: ”Untuk mencari uang sebanyak-banyaknya, sehingga dapat menikmati hidup”. Lalu sang nelayan menjawab, ”Jadi Anda bekerja dengan keras dengan tujuan utama menikmati hidup? Untuk apa bekerja dengan keras kalau saat ini saja saya sudah dapat menikmati hidup. Saya selalu menikmati perkerjaan saya dan hidup saya.”Hikmah yang dapat ditarik dari kisah yang ketiga ini adalah bahwa banyak orang yang berpikir terlalu jauh untuk dapat menikmati hidup. Hal yang sangat sederhana untuk dapat menikmati hidup adalah dengan menikmati setiap pekerjaan yang kita lakukan. Setelah membaca kisah-kisah orang yang bahagia, sekarang saya akan coba untuk menceritakan beberapa kisah orang yang hidupnya tidak bahagia.Kisah pertama adalah tentang seseorang yang hidupnya selalu diisi dengan kerja keras, mencari uang dan uang. Itulah tujuan hidupnya, uang yang telah diperolehnya digunakan untuk berinvestasi lagi, dan lagi. Jarang Ia mau mengeluarkan uang tersebut untuk keperluan dirinya, apalagi orang lain. Sehingga orang tersebut hanya bekerja untuk melipatgandakan uang yang dimilikinya. Ia jarang sekali menikmati hari-hari yang dilaluinya bersama anak istrinya. Ia juga tidak bisa menikmati apa yang telah diperolehnya karena ia selalu merasa tidak pernah puas. Orang yang demikian adalah orang yang menyedihkan, karena walaupun sebenarnya ia kaya raya, namun sebenarnya jiwanya miskin sekali. Berikut adalah kisah seorang anak yang selalu cemas akan masa depan dan menunda diri untuk dapat menikmati hidup. Pada saat ia lulus Sekolah Dasar, ia berkata pada dirinya sendiri bahwa ia baru akan dapat menikmati hidup kalau ia telah lulus SMP. Dan pada saat ia lulus SMP, ia berkata bahwa ia baru akan dapat menikmati hidup kalau sudah lulus SMU. Dan begitu ia lulus SMU, ia berkata pada dirinya lagi bahwa ia baru akan dapat menikmati hidup jika telah menjadi sarjana. Setelah ia sarjana, ia masih belum dapat menikmati hidup dan merasa bahwa ia baru akan dapat menikmati hidup jika ia sudah sukses dalam pekerjaan dan menikah. Tidak lama kemudian ia menemukan cinta sejatinya dan menikah. Setelah menikah dan punya anak, ia berkata lagi pada dirinya, bahwa ia baru akan dapat menikmati hidup apabila telah berhasil membesarkan anak-anaknya. Sebelum ia berhasil membesarkan anak-anaknya, ia telah meninggal dunia karena mengalami kecelakaan pesawat terbang. Akhirnya anak tersebut telah meninggal tanpa dapat menikmati hidup yang telah lama ia jalani. Kebahagiaan yang SejatiBanyak orang yang sukar untuk mendapatkan kebahagiaan karena mereka berusaha untuk mencari kebahagiaan external, yaitu kebahagiaan yang dirasakan apabila mereka berhasil mendapatkan atau meraih sesuatu yang di luar dirinya. Sesuatu tersebut bisa berupa harta benda duniawi, ketenaran, nama baik, harga diri, kekuasaan, dsb. Apabila seseorang mendefinisikan kebahagiaan seperti ini, maka kebahagiaan yang didapat adalah kebahagiaan semu dan bersifat sementara. Biasanya kebahagiaan tersebut berlangsung dalam tempo yang singkat. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa kebahagiaan dapat digali dari dalam diri tiap-tiap pribadi atau disebut juga dengan kebahagiaan internal. Apabila seseorang telah berhasil menemukan kebahagiaan internalnya, maka orang tersebut akan selalu merasakan bahagia dalam hidupnya, apa pun yang terjadi dalam hidupnya. Kebahagiaan internal ini tercapai apabila kita dapat selalu merasakan ketenangan, kedamaian, dan suka cita dalam segala situasi. Orang yang telah menemukan kebahagiaan internal biasanya dapat selalu menerima kenyataan yang terjadi dalam hidupnya dengan besar hati. Cara Menemukan Kebahagiaan SejatiLangkah pertama yang dapat kita lakukan dalam usaha menemukan kebahagiaan internal adalah dengan menyadari setiap pekerjaan yang kita lakukan. Pada saat kita sedang mengerjakan tugas-tugas penting, sadarilah apa yang sedang kita kerjakan saat itu, fokuskan pikiran pada apa yang kita kerjakan. Pada saat kita makan sadarilah bahwa saat itu kita sedang makan, pada saat kita sedang bernapas sadarilah udara yang keluar dan masuk dari hidung kita. Bawalah diri kita termasuk pikiran kita untuk menyadari apa yang terjadi saat ini (present time), jangan membiarkan diri kita selalu hanyut ke dalam kesenangan maupun kesedihan masa lalu, karena semuanya itu telah berlalu dari hidup kita. Satu detik yang baru saja berlalu telah menjadi kenangan dan menjadi masa lalu (past time). Jangan pula kita selalu membiarkan diri kita terhanyut ke dalam angan-angan yang jauh di luar realitas kita (future time). Hal ini bukan berarti kita tidak boleh bermimpi atau berangan-angan untuk masa depan kita. Jika kita mempunyai suatu rencana untuk masa depan, bayangkan dalam beberapa saat, kemudian tulislah tujuan kita tersebut dan tulis juga langkah-langkah yang harus kita tempuh sebagai usaha kita meraih tujuan yang selalu kita angan-angankan. Kemudian lakukan tindakan/action sesuai dengan apa yang telah kita tulis tersebut, sehingga kita tidak selalu terhanyut ke dalam angan-angan kita dan tidak dapat menemukan angan-angan tersebut di dalam realitas hidup kita sekarang. Setelah kita menjalankan langkah demi langkah yang telah ditulis, dan sebagian dari langkah yang telah kita tuliskan tersebut sudah tercapai, barulah kita bayangkan kembali cita-cita kita ke arah yang lebih tinggi. Dengan membayangkan cita-cita yang kita tuju sambil membuat blue print dan kemudian kita jalankan, maka cita-cita yang kita tuju akan lebih mudah untuk dicapai dan kita tidak akan merasa kecewa setelah kita selesai berangan-angan dan kembali ke realitas hidup, karena sebagian dari angan-angan kita sudah mulai tercapai. Namun apabila kita tidak membuat perencanaan dalam mencapai tujuan hidup kita seperti yang selalu kita angan-angankan, maka kita akan selalu terbawa hanyut ke dalam angan-angan kita, karena apa yang kita rasakan dalam realitas hidup tidak seindah apa yang kita bayangkan dalam kacamata imajinasi kita.Satu hal yang tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan agar kita dapat menggali kebahagiaan yang tersimpan dalam diri kita adalah dengan selalu mengucap syukur atas segala kejadian yang menimpa diri kita. Jangan selalu membanding-bandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain yang menurut kita lebih baik dari kehidupan yang kita jalani saat ini. Kita tidak akan pernah tahu apakah orang yang kita anggap lebih “baik” itu benar-benar merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Bisa saja ia sedang berada dalam kecemasan karena memiliki utang yang sangat besar dan sedang bersiap-siap untuk melarikan diri, atau bisa saja orang tersebut tidak dapat merasakan kebahagiaan meskipun orang tersebut kaya raya, karena hubungan antaranggota keluarganya sudah tidak harmonis lagi. Jika kita baru saja mengalami hal yang paling buruk dalam hidup kita, dan merasa kita adalah orang yang paling tidak beruntung dalam hidup ini, dan kita tidak tahu apa yang harus kita syukuri, syukurilah udara yang masih dapat kita hirup dan embuskan, syukurilah bahwa kita masih memiliki hidup ini, yang artinya kita masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki hidup kita. Orang yang paling gagal dalam hidupnya adalah orang yang sudah tidak memiliki kesempatan lagi untuk memperbaiki keadaan dirinya, alias orang tersebut sudah meninggal. Jadi selama kita masih hidup selalu syukuri apa yang terjadi di dalam diri kita. Hal yang sangat sederhana, bukan? Namun seringkali orang lupa akan hal ini. Bahagia adalah suatu perasaan, sesuatu yang sifatnya emosional. Perasaan bahagia ini timbul dari dalam diri kita karena kita secara fisik dengan menggunakan kelima indra kita telah mengalami suatu kejadian yang menurut diri kita sendiri menyenangkan hati dan pikiran kita. Kelima indra kita tersebut berpusat pada otak kita, otak kitalah yang mengirimkan rasa sakit yang diterima dari tangan kita yang terluka, otak kita jugalah yang mengirimkan bau wangi-wangian kepada kita. Sehingga perasaan bahagia tersebut dapat kita timbulkan apabila kita mampu mengendalikan pikiran kita. Dengan mengendalikan pikiran, maka seluruh indra yang kita miliki juga dapat kita kendalikan. Apabila seluruh pikiran dan indra kita bisa kita kendalikan, maka hasrat dan keinginan kita juga dapat kita kendalikan, sehingga rasa bahagia dapat kita kendalikan.Di samping itu kita juga harus menyadari bahwa hidup ini adalah suatu sirkulasi. Ada saat kita merasa sedih karena kehilangan seseorang yang paling kita cintai, namun dengan berlalunya waktu, perasaan sedih tersebut akan hilang, dan ada pula saatnya kita merasa senang karena menemukan seseorang yang mencintai diri kita. Dengan demikian perlu kita sadari bahwa semua hal sedih akan berlalu, dan begitu pula semua hal yang menyenangkan juga akan berlalu. Sehingga jika pada saat ini kita merasa senang, sadarilah bahwa kesenangan itu baru saja berlalu, dan jika pada saat ini kita merasa sedih karena suatu kejadian menimpa kita, sadari juga bahwa kejadian tersebut telah berlalu. Selama ini kita selalu menginginkan masalah-masalah yang membuat kita stress dan sedih untuk berlalu dari hadapan kita, namun kita jarang menyadari bahwa segala hal dan kejadian yang membuat kita senang juga sudah dan akan berlalu. Jadi senang dan sedih pasti akan berlalu. Kalau kita pernah mendengar ada sebuah judul lagu yang berbunyi Badai pasti berlalu, seharusnya ditambahkan menjadi “Badai pasti berlalu, Angin sejuk pun pasti berlalu”. Sikap yang Harus DibentukSabar adalah sikap pertama yang perlu kita bina, apabila kita ingin mencoba menggali kebahagiaan yang tersimpan dalam diri kita. Kita harus sabar apabila ada tujuan dalam hidup kita yang belum tercapai, kita juga harus sabar apabila masalah menerjang kita, kita harus sabar dalam usaha kita untuk mengendalikan pikiran kita, dsb. Semua yang kita kerjakan dan usahakan membutuhkan waktu untuk diproses, dan untuk itu dibutuhkan kesabaran.Besar hati merupakan sikap kedua yang harus turut dibentuk dalam diri kita. Kita harus bisa dengan besar hati menerima semua kejadian buruk yang menimpa kita, kita juga harus berbesar hati dalam menerima kenyataan pahit yang menjadikan keadaan kita jauh berbeda dari yang kita impikan. Dengan memiliki sikap yang satu ini dalam pribadi kita masing-masing, maka kita telah memiliki 50% power (kekuatan) untuk menggali kebahagiaan.Sikap berikut yang tidak kalah pentingnya adalah tabah. Kita harus selalu tabah dalam melewati masa-masa sulit yang kita alami. Sebenarnya masa sulit itu datangnya tiba-tiba dan tanpa kita rasakan telah terjadi. Perhatikan kata telah yang saya miringkan! Kata tersebut menunjukkan bahwa kejadian tersebut sebenarnya telah berlalu, dan membuat kita merasa sedih dan susah sebenarnya adalah diri kita sendiri yang tidak mau menerima kenyataan dengan besar hati dan tabah. Jadi perasaan kita inilah yang menciptakan rasa sedih. Sikap yang menurut saya juga berperan dalam membentuk potensi kita untuk menemukan kebahagiaan adalah tidak mudah putus asa. Apabila kita mengalami suatu kegagalan yang membuat kita sedih, maka kita harus yakini bahwa kegagalan itu telah berlalu, dan perasaan gagal tersebut jangan kita pendam terus. Kita harus berusaha lebih baik lagi untuk mencapai tujuan kita dan menghapuskan perasaan sedih yang meliputi hati kita.Ringkasan dari artikel ini adalah: carilah, galilah dan temukanlah kebahagiaan dalam diri Anda sendiri. Jangan selalu mencari kebahagiaan eksternal, karena kebahagiaan eksternal tersebut sifatnya sementara. Semoga dengan membaca artikel singkat ini, Anda dapat menemukan kebahagiaan sejati dalam diri Anda ! Terima Kasih.

Copyright © Sinar Harapan 2002

Problem? Solved it!



Klik image to Zoom!

Wow!


Sunday, August 31, 2008

Saturday, May 17, 2008

cara membuat taufu fah manis



assalamualaikum...

kpd rakan2 yg sudah mencuba membuat taufu fah, disini saya nak bertanya,mengapa saya membuat taufu fah tidak menjadi?saya mengikut apa yg tlah diberi..ehm???jadi kpd rakan2 yg tahu sila beri tahu apa yg tak kena nyer?

Sunday, May 11, 2008

kepada semua rakan2 pemprosesean makanan








disini saya mengucapkan selamat bercuti kepada rakan-rakan..harapan semasa cuti penuhi masa anda semua dengan perkara yg bermanfaat..doa saya semoga rakan2 semua dpt sambung tahap 2..kepada rakan2 yg tak dpt sambung semoga sukses selalu..last skali kpd geng2 hujan...kak affa,diana junior,nik,wahie...semoga berjaya diluar sana...huhuhu

Friday, May 9, 2008

Thursday, May 8, 2008

Senarai Direktori usahawan

Senarai Direktori Usahawan
Direktori Kontraktor Pusat Khidmat Kontraktor
Direktori Usahawan SME
Direktori Enterprise Connect (e-connect) MIDA
Direktori Tecnopreneurs
Directori ICT MARTRADE
Direktori Usahawan MARA
Direktori Pengilang-Pengilang MalaysiaDirektori Usahawan Muslim -->
Direktori Peladang Usahawan
Direktori Usahawan Perabot
Direktori Syarikat
Direktori Halal JakimDirektori Persatuan usahawan Komputer Malaysia -->
Direktori Usahawan Veteran
Direktori Franchise
Direktori Perdagangan FAMA
Direktori Usahawan Filem
Direktori Farmasi
Direktori Syarikat Bioteknologi Malaysia
Direktori Pengkaji Bioteknologi Malaysia
Direktori Syarikat (Suruhanjaya Syarikat Malaysia)
Direktori Perniagaan (Suruhanjaya Syarikat Malaysia)
Direktori Lembaga Koko Malaysia
Direktori Usahawan Persatuan Pengilang & Industri Perkhidmatan Bumiputra (PPIPBM)

Panduan Untuk Menyediakan Pelan Perniagaan

Sebagai panduan untuk menyediakan pelan perniagaan untuk memohon pakej keusahawanan PKS, rangkakan dokumen anda dengan menunjukkan bahagian untuk Ringkasan Eksekutif, Peluang Perniagaan, Strategi Perniagaan & Petunjuk Pencapaian, Pelan Pemasaran, Pelan Operasi Pengurusan dan Kakitangan Utama dan Unjuran Kewangan.

Ringkasan Eksekutif - Membincangkan peluang perniagaan, teknologi, produk, pasaran dan pengurusan; cadangan jumlah kewangan dan kegunaan untuk menjalankan perniagaan, ringkasan penyata pendapatan 5 tahun dan modal yang diperlukan.

Peluang Perniagaan - Memberi gambaran tentang produk dan teknologi yang digunakan, mengapa pelanggan mahukannya dan bagaimana ia dapat memenuhi kehendak pelanggan.

Strategi Perniagaan dan Petunjuk Pencapaian -Menyenaraikan strategi perniagaan termasuklah kewangan, teknologi dan pembangunan produk Pelan Pemasaran - Perlu merujuk kepada keperluan pelanggan, segmen pasaran, saluran pengagihan, strategi dan pelan jualan, saingan dan kedudukan pasaran.

Pelan Operasi - Perlu menunjukkan Pelan Kejuruteraan dan pembuatan, pelan pentadbiran dan kemudahan pengeluaran. Pengurusan dan Kakitangan Utama - Biodata lengkap setiap kakitangan utama, organisasi, pelan perjawatan dan jumlah unjuran pekerja, dan program insentif dan ganti rugi sekiranya ada.

Unjuran Kewangan - Unjuran proforma 5 tahun termasuk untung dan rugi, imbangan duga, penyata aliran tunai bersama andaian-andaian.

Maklumat lanjut boleh didapati disini

9 Jenis anak Syaitan

1. Zalituun
Duduk di pasar/kedai supaya manusia hilang sifat jimat cermat.Menggoda supaya manusia berbelanja lebih dan membeli barang-barang yang tidak perlu.
2. Wathiin
Pergi kepada orang yang mendapat musibah supaya bersangka buruk terhadap Allah.
3. A'awan
Menghasut sultan/raja/pemerintah supaya tidak mendekati rakyat. Seronok dengan kedudukan/kekayaan hingga terabai kebajikan rakyat dan tidak mahu mendengar nasihat para ulama.
4. Haffaf
Berkawan baik dengan kaki botol. Suka menghampiri orang yang berada di tempat-tempat maksiat (cth: disko, kelab mlm & tempat yg ada minuman keras).
5. Murrah
Merosakkan dan melalaikan ahli dan orang yg sukakan muzik sehingga lupa kepada Allah. Mereka ini tenggelam dalam keseronokan dan glamour etc.
6. Masuud
Duduk di bibir mulut manusia supaya melahirkan fitnah, gosip, umpatan dan apa sahaja penyakit yg mula dari kata-kata mulut.
7. Daasim
Duduk di pintu rumah kita. Jika tidak memberi salam ketika masuk ke rumah, Daasim akan bertindak agar berlaku keruntuhan rumah tangga (suami isteri bercerai-berai, suami bertindak ganas, memukul isteri, isteri hilang pertimbangan menuntut cerai, anak-anak didera dan pelbagai bentuk kemusnahan rumah tangga lagi).
8. Walahaan
Menimbulkan rasa was-was dalam diri manusia khususnya ketika berwuduk dan solat dan menjejaskan ibadat-ibadat kita yg lain.
9. Lakhuus
Merupakan sahabat orang Majusi yang menyembah api/matahari.
Banyak lagi Nasihat boleh dibaca : disini

Tuesday, May 6, 2008

Creative Cheff :Creative Thinking Note

CREATIVE THINKING STRUCTURE
A Amass info
F Four way Thinking
D Definition
A Alternative
N Narrow down
C Choose/consequences
E Effect/act
Upside Down esp people ProblemStart with solution i.e. tsetse fly
AFARCE
A Alternatives
F Four way Thinking
R Recombine
C Choose which meet createria?
E Effect/Act
BRAINSTORM/FORCEQUANTITY
C cut Out
A Add?
S Subtract
P Put To Other Use
E Adapt?
R Rearrange
ADDCONDITIONS FOR SPARK RULES no initial label no rule except new perspective
ANALYTICALTHINKING
PROBLEM SOLVING
DANCED
Definitionquestion are tool for truththe 5 why system thinking
A Alternative
N Narrow down
C Choose/consequences
E Effect/act

DECIDING
A Assumption?
F For?
A Against?
N Now What?
MENTAL MODEL Form early persist tree
ATTIUDES
Persevere admit doubt fight forreason checklist
A-assumption
B-big idea
C-calarity
D-depth
E-eyes ponit of view bias
F- fact or opinion or evidence
G- goal
I-implication / conssequences

Friday, April 11, 2008

My Cat


Q:Name?


A:Kul.

Actually 3 kul.This is which Kul?

Guess it!

Thursday, April 10, 2008

What is smart thinking?

There are many words associated with what is, loosely, termed
'thinking'. We are often told to 'think about the issues', to
'analyse in more depth', to 'use reasoning', or to 'be rational'.
Sometimes (perhaps with reference to computers, or to the legendary
Star Trek character Mr Spock) we are told to 'be logical'. Often
students are told that they must think 'critically' if they are to
succeed. When people write essays or reports, they are usually advised to
make sure that they have a good 'argument' or that they 'explain in
detail'. But do students(and lecturers) really know what these words and phrases mean?
Can we actually identify the key skills and underlying techniques that
allow us to think better?
The answer is yes. Smart thinking means knowing how to:

work out and express your main ideas
• plan your communication of ideas so that they can be clearly understood
• check to see if you have covered all the important parts of your topic.

Monday, April 7, 2008

Tofu Preparatory Techniques

1. Parboiling
2. Draining
3. Pressing
4. Squeezing
5. Scrambling
6. Reshaping
7. Crumbling
8. Grinding
Parboiling
· This tech· Slanting Press Method: Wrap the tofu in a towel or bamboo mat (or sandwich the tofu between bamboo mats) and place on a cutting board, tray, or large plate next to the sink; raise the far end of the board several inches. Set a 2- to 4-pound weight on the tofu and let stand fro 30 to 60 minutes.
· Sliced Tofu Method: Cut the tofu crosswise into 1/2- to 3/4-inch-thick slices and arrange on two towels placed on a raised cutting board. Cover the slices with a double layer of towels and pat lightly to ensure even contact. Allow to stand for 30 to 60 minutes. This method is commonly used when preparing tofu for deep-frying. For faster results, top with a cutting board and 5-pound weight and change the towels after 1- minute intervals.
o Squeezing
· This process results in a mashed tofu that is slightly cohesive and has a texture resembling that of cottage cheese.
· Place drained, parboiled, or pressed tofu (or doufu) at the center of a large dry dishtowel and gather its corners to form a sack. (Or use a tofu pressing sack if available.) Twist sack closed, then squeeze tofu firmly, kneading it for 2 or 3 minutes. to expel as much water as possible. Squeeze lightly enough so that no tofu penetrates the sack. Empty the squeezed tofu into a mixing bowl.nique is used with both regular and kinugoshi tofu for at least four different purposes: 1) To warm the tofu before serving it topped with hot sauces, 2) To freshen stored tofu that shows signs of spoiling; 3) To make the tofu slightly firmer so that when simmered by in seasoned broths it absorbs flavors without diluting the cooking medium; 4) To impart to the tofu a slight cohesiveness desired when preparing aemono (japanese-style tofu salads).
· The addition of a small amount of salt to the water seasons the tofu slightly, imparts to it a somewhat firmer texture, and makes possible longer parboiling without the tofu developing an undesirably porous structure. (It is for these reasons that kombu or salt are generally added to the broth of Simmering Tofu and other nabe preparations).
· Because parboiling causes a slight loss in some of the tofu's delicate flavors, it should be used only when necessary.
· Regular Parboiling: Bring 1 quart water to a boil in a sauce-pan. Reduce heat to low and drop in tofu. Cover and heat for 2 to 3 minutes, or until tofu is well warmed. (For a firmer texture, cut tofu into 4 equal pieces before parboiling.) Lift out finished pieces with a slotted spoon.
· Salted Water Method: Bring 2 cups water to a boil in a saucepan. Add 1/2 teaspoon salt, drop in (uncut) 12-ounce cake of tofu, and return to the boil. Remove pan from heat and allow to stand for 2 to 3 minutes. Remove tofu, discarding water.
o Draining
· Draining or storing tofu out of water (for no more than 12 hours) gives it a fairly firm texture and also helps preserve the flavor, since its subtle natural sweetness is lost quite easily in water. A 12-ounce cake of tofu drained for 8 hours will lose moisture equal to about 17 percent of its weight. The protein content of the final `0 ounce cake thereby increases from 7.8 to about 8.5 percent.
· Place the tofu in a 1- or 2- quart flat-bottomed container. Cover well and refrigerate for 1 to 2 hours or, for a firmer texture, overnight.
· If set on a small colander or folded towel placed into the container beforehand, the tofu will drain even more thoroughly.
· If two cakes are stacked one on top of the other, the one on the bottom will be almost as firm as if it were pressed (see below).
· If the tofu was purchased in a sealed plastic tub, prick a tiny hole in bottom of tub, drain out any water, and place tofu in container as described above
o Pressing
· When pressing tofu, it is important to preserve the form and structure of the cake so that it may later be cut into the slices. Tofu is fully pressed when it can be picked up and held vertically in the air without crumbling. Pressing time may be varied to suit the dish being prepared: light pressing preserves the tofu's softness for use in tossed salads, while lengthy pressing gives firmer, stronger tofu for use in deep-frying.
· Because of its delicate texture and unique structure (which holds water in millions of tiny "cells"), kinugoshi is almost never pressed. Doufu (Chinese-style firm tofu) has a cohesive structure and low water content and may be used without further pressing in any recipe calling for pressed tofu. Pat its surface dry with a cloth before use.
· Towel and Fridge Method: Wrap the tofu firmly in a small terry-cloth or cotton towel folded into fourths (facing), and set on a plate in a refrigerator for 1 1/2 to 2 hours or overnight. To decrease the pressing time, drain the tofu beforehand, place a 2-or 3-pound weight on top of the tofu, and replace the damp towel with a dry one after about 30 minutes. Or cut the cake horizontally into halves before pressing and place in the towel.
· Slanting Press Method: Wrap the tofu in a towel or bamboo mat (or sandwich the tofu between bamboo mats) and place on a cutting board, tray, or large plate next to the sink; raise the far end of the board several inches. Set a 2- to 4-pound weight on the tofu and let stand fro 30 to 60 minutes.
· Sliced Tofu Method: Cut the tofu crosswise into 1/2- to 3/4-inch-thick slices and arrange on two towels placed on a raised cutting board. Cover the slices with a double layer of towels and pat lightly to ensure even contact. Allow to stand for 30 to 60 minutes. This method is commonly used when preparing tofu for deep-frying. For faster results, top with a cutting board and 5-pound weight and change the towels after 1- minute intervals.
o Squeezing
· This process results in a mashed tofu that is slightly cohesive and has a texture resembling that of cottage cheese.
· Place drained, parboiled, or pressed tofu (or doufu) at the center of a large dry dishtowel and gather its corners to form a sack. (Or use a tofu pressing sack if available.) Twist sack closed, then squeeze tofu firmly, kneading it for 2 or 3 minutes. to expel as much water as possible. Squeeze lightly enough so that no tofu penetrates the sack. Empty the squeezed tofu into a mixing bowl.
o Scrambling
· This technique causes a further separation of tofu curds and liquid whey resulting in a texture similar to that produced by squeezing, but one which is slightly firmer and more crumbly.
· Place tofu in an unheated skillet. Using a (wooden) spatula, breaktofu into small pieces. Now cook over medium heat for 4 to 5 minutes, stirring constantly and breaking tofu into smaller and smaller pieces until why separates fro curds. Pour contents of skillet into a fine-mesh strainer; allow curds to drain for about 15 seconds if a soft consistency is desired, or for about 3 minutes for a firmer consistency. Spread curds on a large plate and allow to cool to room temperature.
o Reshaping
· This process yields a tofu cake having a very firm and cohesive consistency similar to that of natural cheese, Chinese doufu -kan, or processed ham. Called oshi-dofu, or 'Pressed Tofu' in Japan, it is used in recipes calling for pieces the size of French-fried potatoes which hold their shape during cooking or tossing.
· The first method given below takes about twice as long as the second, but yields a tofu that retains more of its natural flavor and texture. The addition of salt that it calls for prevents the tofu from developing a somewhat elastic, web-like structure while also seasoning it. The second method yields a firmer structure that holds together better during sauteing. The tofu undergoes a slight loss in flavor that is not very noticeable if served with a well-seasoned sauce in the typical Chinese style.
· Firmed Seasoned Tofu: Combine 24 ounces tofu and 1 teaspoon salt in a saucepan; mix well. Stirring constantly, cook over medium heat for about 4 minutes or until tofu begins to boil vigorously. Pour the tofu into a cloth-lined colander in the sink and allow to drain for several minutes. Transfer the cloth onto a cutting board and carefully fold the edges of the cloth over the tofu; shape the tofu into a cake about 5 inches square and 1 inch thick. Place a pan filled with 3 or 4 Quarts of water on top of the cloth and press for 1to 2 hours in a cool place. Unwrap and cut as directed; or re-wrap in a dry towel and refrigerate for later use.
· Very Firm Tofu: Boil the tofu in unsalted water as when crumbling. Drain tofu, the proceed as above pressing the tofu for 30 to 60 minutes.
o Crumbling
· By reducing its water content to a minimum, we can obtain tofu with much the same texture as lightly sauteed, crumbly hamburger. Yet the tofu is slightly firmer, lighter, and fluffier, which makes it ideal for use in tossed salads, egg and grain dishes, spaghetti or curry sauces, and casseroles. (Kinugoshi, too, can be crumbled, either by the method described below or by scrambling and then pressing as follows.)
· Combine 12 ounces tofu and 1 cup water in a saucepan. With a wooden spoon or spatula, break the tofu into very small pieces while bringing the water to a boil. Reduce heat and simmer for 1 to 2 minutes. Place a colander in the sink and line with a large cloth (or tofu pressing sack). Pour the contents of the pan onto the cloth, gather its corners to form a sack, then twist closed. Using the bottom of a jar or a potato masher, press the tofu firmly against the bottom of the colander to expel as much water as possible. Empty the pressed tofu into a large bowl and allow to cool for several minutes. Now break the tofu into very small pieces, using your fingertips or a spoon.
o Grinding
· This process yields tofu having much the same light, dry consistency as crumbled tofu, but with a texture that is finer and more uniform.
· Using either regular tofu or kinugoshi, prepare reshaped or crumbled tofu. Refrigerate tofu in a covered container until well chilled. Then, cutting into chunks if necessary, run through a meat grinder with a medium-fine attachment.
-From Book of cooking Indonesian way

Ili coffee House